Sabtu, 14 September 2013

MIND MAPPING DALAM METODE QUANTUM LEARNING

Mind Mapping Dalam Metode Quantum Learning MIND MAPPING DALAM METODE QUANTUM LEARNING PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR DAN KREATIFITAS SISWA. Dalam proses belajar siswa mendapatkan pertambahan materi berupa informasi mengenai teori, gejala, fakta ataupun kejadian-kejadian. Informasi yang diperoleh akan diolah oleh siswa. Proses pengolahan informasi melibatkan kerja sistem otak, sehingga informasi yang diperoleh dan telah diolah akan menjadi suatu ingatan. Ingatan merupakan suatu proses biologi, yaitu pemberian kode-kode terhadap informasi dan pemanggilan informasi kembali ketika informasi tersebut dibutuhkan. Pada dasarnya ingatan adalah sesuatu yang membentuk jati diri manusia dan membedakan manusia dari mahluk hidup lainnya. Ingatan memberikan titik-titik rujukan pada masa lalu dan perkiraan pada masa depan. Ingatan merupakan reaksi kimia elektrokimia yang rumit yang diaktifkan melalui beragam saluran inderawi dan disimpan dalam jaringan saraf yang sangat rumit dan unik di seluruh bagian otak. Ingatan dibentuk melalui berfikir, bergerak dan mengalami hidup (rangsangan inderawi). Semua pengalaman yang dirasakan akan disimpan dalam otak, kemudian akan diolah dan diurutkan oleh struktur dan proses otak mengenai nilai dan kegunaannya ( Eric Jensen. 2002:21 ) Berdasarkan tahapan evolusi, otak pada mahluk hidup terbagi menjadi tiga bagian yaitu, batang atau otak reptilia (Primitif). Sistem limbic atau otak mamalia, dan neokorteks. Masing-masing berkembang dalam waktu yang berbeda dalam sejarah evolusi mahluk hidup. Perkembangan evolusi pertama adalah otak reptile memiliki peranan yang berkaitan dengan insting pertahanan hidup, bernafas, mencari makan, dan dorongan untuk mengembangkan spesies.Manusia memiliki unsur-unsur yang sama dengan reptilia dan otak reptil merupakan komponen kecerdasan terendah dari manusia ( Bobbi de Poter dan Hernacki, 1999:26-28 ). Lebih lanjut Taufik Bahaudin ( 1999: 42 ) menjelaskan, disekeliling otak reptil terdapat sistem limbik yang disebut sebagai otak mamalia atau paleo mamalian, otak ini berkaitan dengan perasaan atau emosi, memori, bioritmik dan sistem kekebalan. Sistem limbik memungkinkan untuk merekam suatu kejadian yang menyenangkan. Bagian ketiga, neokorteks atau otak neomamalian, otak ini terbungkus dibagian atas dan sisi-sisi sistem limbik. Otak neomamalian memiliki kemampuan belajar, berbicara, mengembangkan kreativitas, memehami angka-angka, memecahkan masalah dan dapat menentukan perilaku dalam berhubungan dengan orang atau mahluk lain ataupun dengan lingkungan. Otak merupakan organ tubuh yang kompleks. Otak manusia merupakan otak yang paling sempurna dibandingkan dengan otak binatang lainnya termasuk otak binatang mamalia, otak manusia memiliki kemampuan untuk belajar oleh karena itu otak manusia dapat dikatakan sebagai otak belajar. Hal ini yang dapat membedakan otak manusia dengan otak binatang mamalia terletak pada fungsi sistem limbik. Sistem limbik pada otak binatang mamalia hanya digunakan hanya untuk hal-hal yang sederhana seperti kemampuan binatang merekam sesuatu yang meyenagkan dan tidak meyenangkan. Sedangkan sistem limbik pada manusia memiliki fungsi yang sangat kompleks. Otak manusia terbagi atas cereblal cortex disebut neo cortex, basal ganglia, sistem limbik, otak tengah, batang otak, dan otak kecil. Neocortex disebut juga “the thinking cap” atau otak berfikir atau otak rasional yang sekaligus menjadi bagian otak luar yang menutupi bagian otak yang ada di dalam yaitu sistem limbik. Neocortex meliputi 80 persen dari seluruh volume otak manusia. Neocortex pada otak manusia memberikan kemampuan untuk berfikir, berpersepsi, berbicara berprilaku dan sebagainya ( Taufik Bahaudin, 1999:57-60 ). Sistem limbic atau disebut juga sebagai otak emosional yang merupakan pusat otak yang berperan dalam mengendalikan emosi. Sistem limbic berasal dari bahasa latin Limbus yang artinya kerah atau cincin yang membungkus batang otak seperti kerah ( Gordon Dryden dan Jeannette Vos. 2003:117 ).Lebih lanjut Taufik Bahaudin (1999:60 ) menjelaskan bahwa sistem limbic memberikan konstribusi yang mendasar terhadap proses belaja, yaitu melakukan peran vital dalam meneruskan informasi yang diterima kedalalm memori. Sistem limbic juga terkait dengan peran thalamus dan hypothalamus yang berperan dalam mengatur suhu tubuh, keseimbangan kimia tubuh, detak jantung, tekanan darah dan seks. Sistem limbic merupakan pusat pengaturan emosi seperti marah, senang, rasa lapar, haus, kenyang dan lainnya. Sistem limbic juga terlibat dalam bekerjanya sistem ingatan,l yaitu pengiriman informasi dari ingatan berjangka pendek ke ingatan jangka panjang. Neocortex atau cerebral cortex terbagi menjadi dua belahan, yaitu belahan otak kanan dan belahan kiri. Masing-masing kedua belahan ini bertanggung jawab terhadap cara berpikir dan masing-masing memiliki spesialisasi dalam kemampuan – kemampuan tertentu (Bobbi de Porter dan Hernacki,1999:28). Lebih lanjut Taufik Bahaudin (1999:45) menjelaskan bahwa, belahan otak kanan terkait mengenai gambar, imajinasi, warna, ritme dan ruang. Otak kiri berkenaan dengan angka-angka, kata-kata, logika, urutan atau daftar dan rincian–rincian. Secara umum otak kiri memainkan peranan penting dalam pemrosesan logika.kata-kata, matematika dan urutan atau yang disebut sebagai otak yang berkaitan dengan pembelajaran akademis. Oatak kana berkaitan dengan irama, rima, musik. Gambar dan imajinasi atau yang disebut sebagai otak berkaitan dengan aktivitas kreatif. Kedua belahan otak ini dihubungkan oleh corpus collosum yang secara konstan manyeimbangkan pesan-pesan yang datang dan menggabungkan gambar yang abstrak dan holistik dengan pesan kongkret dan logis ( Gordon Dryden Jeannette Vos. 2003:125 ). Sebagian besar orang hanya menggunakan otak kirinya sebagai berkomunikasi dan perolehan informasi dalam bentuk verbal ataupun tertulis. Bidang pendidikan, bisnis, dan sains cenderung yang digunakan adalah otak belahan kiri. Dalam proses belajar siswa selalu dituntut untuk mempergunakan belahan otak kiri ketika menerima materi pelajaran. Materi pelajaran akan diubah dan diolah dalam bentuk ingatan. Terkadang siswa tidak dapat mempertahankaan ingatan tersebut dalan jangka waktu yang lama. Hal itu disebabkan karena tidak adanya keseimbangan antara kedua belahan otak yang akhirnya dapat menimbulkan terganggunya kesehatan fisik dan mental seseorang. Untuk menyeimbangkan kecenderungan salah satu belahan otak maka diperlukan adanya masukan musik dan estetika dalam proses belajar. Masukan musik dan estetika dapat memberikan umpan balik positif sehingga dapat menimbulkan emosi positif yang membuat kerja otak lebih efektif ( Bobbi de Porter dan Hernacki.1999:38 ) Informasi yang diperloleh siswa dalam bentuk materi pelajaran akan diolah dan dismpan menjadi sebuah ingata. Ingatan jangka pendek yang diubah menjadi sebuah ingatan jangka panjang memerlukan keterlibaan kerja sistim limbic. Siswa menginginkan matri pelajaran yang diterima dalam proses belajar menjadi se buah ingatan jangka panjang. Siswa melakukan berbagai hal untuk menyimpan ingatan tersebut menjadi ingatan jangka panjang, salah satunya dengan mencatat materi pelajaran yang telah dipelajari, Mencatat merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan daya ingat. Otak manusia dapat menyimpan segala sesuatu yang dilihat, didengar dan dirasakan. Tujuan pencatatan adalah membantu mengingat informasi yang tersimpan dalam memori tanpa mencatat dan mengulangi informasi, siswa hanya mampu mengingat sebagian kecil materi yang diajarkan. Umumnya siswa membuat catatan tradisional dalam bentuk tulisan linier panjang yang mencakup seluruh isi materi pelajaran, sehingga catatan terlihat sangat monoton dan membosankan. Umumnya catatan monoton akan menghilangkan topik-topik utama yang penting dari materi pelajaran. Otak tidak dapat langsung mengolah nformasi menjadi bentuk rapi dan teratur melainkan harus mencari, memilih, merumuskan dan merangkainya dalam gambar-gambar, simbol-simbol, suara, citra, bunyi dan perasaan sehingga informasi yang keluar satu persatu dihubungkan oleh logika, diatur oleh bahasa dan menghasilkan arti yang dipahami. Teknik mencatat dapat terbagi menjadi dua bagian. Pertama catat, tulis, susun (CTS), yaitu teknik mencatat yang mampu mensinergiskan kerja otak kiri dengan otak kanan, sehingga konsentrasi belajar dapat meningkat sepuluh kali lipat. Catat , tulis , susun , menghubungkan apa yang didengaran menjadi poin-poin utama dan menuliskan pemkiran dan kesan dari materi pelajaran yang telah dipelajari (Bobbi de Portyer dan Hernacki, 1999: 152). Teknik mencatat kedua, pemetaan pikiran (mind mapping), yaitu cara yang paling mudah untuk memasuk informasi kedalam otak dan untuk kembali mengambil informasi dari dalam otak. Peta pemikiran merupakan teknik yang paling baik dalam membantu proses berfiki otak secara teratur karena menggunakan teknik grafis yang berasal dari pemikiran manusia yang bermanfaat untuk menyediakan kunci-kunci universal sehingga membuka potensi otak (Tonny dan Bary Buzan, 2004: 68). Mind merupakan gagasan berbagai imajinasi. Mind merupakan suatu keadaan yang timbul bila otak (brain) hidup da sedang bekerja (Taufik Bahaudin, 1999: 53). Lebih lanjut Bobbi de Porter dan Hernacki (199: 152) menjelaskan, peta pikiran merupakan teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk suatu kesan yang lebih dalam. Peta pikiran adalah teknik meringkas bahan yang akan dipelajari dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau teknik grafik sehingga lebih mudah memahaminya Iwan Sugiarto, 2004:75). Pemetaan pikiran merupakan teknik visualisasi verbal ke dalam gambar. Peta pikiran sangat bermanfaat untuk memahami materi, terutama materi yang diberikan secara verbal. Peta pikiran bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu merekam, memnperkuat, dan mengingat kemabli informasi yang telah dipelajari (Eric Jensen, 2002: 95). Berikut ini disajikan perbedaan antara catatan tradisioanl (catatan biasa) dengan catatan pemetaan pikiran (mind mapping). Tabel 1. Perbedaan Catatan Biasa dan Mind Maping Catatan Biasa 1. hanya berupa tulisan-tulisan saja 2. hanya dalam satu warna 3. untuk mereview ulang memerlukan waktu yang lama 4. waktu yang diperlukan untuk belajar lebih lama 5. statis Peta Pikiran 1. berupa tulisan, symbol dan gambar 2. berwarna-warni 3. untuk mereview ulang diperlukan waktu yang pendek 4. waktu yang diperlukan untuk belajar lebih cepat dan efektif 5. membuat individu menjadi lebih kreatif. Sumber Iwan Sugiarto, 2004 : 76. Dari uraian tersebut, peta pikiran (mind mapping) adalah satu teknik mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual. Peta pikiran memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka kan memudahkan seserorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima. Peta pikiran yang dibuat oleh siswa dapat bervariasi setiap hari. Hal ini disebabkan karena berbedanya emosi dan perasaan yang terdapat dalam diri siswa setiap harinya. Suasana menyenangkan yang diperoleh siswa ketika berada di ruang kelas pada saat proses belajar akan mempengaruhi penciptaan peta pikiran. Tugas guru dalam proses belajar adalah menciptakan suasana yang dapat mendukung kondisi belajar siswa terutama dalam proses pembuatan mind mapping. Quantum merupakan interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Quantum Learning merupakan seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif untuk semua umur. Quantum learning berakar dari uapaya Dr. Georgi Lozanov, seorang psikolog yang berupaya mengembangkan prinsip yang disebut “suggestology” atau “suggestopedia. Menurutnya sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil belajar dan setiap detil keadaan apapun memberikan sugesti positif atau negative (Bobbi de Porter, 1999: 14). Proses belajar yang dialami seseorang sangat bergantung kepada lingkungan tempat belajar. Jika lingkungan belajar dapat memberikan sugesti positif, maka akan baik dampaknya bagi proses dan hasil belajar, sebaliknya jika lingkungan tersebut memberikan sugesti positif maka akan buruk dampak nya bagi proses dan hasil belajar. Lingkungan belajar yang baik akan memberikan kekuatan AMBAK (apa manfaatnya bagiku) dalam diri siswa. Jika siswa memiliki kekuatan tersebut, maka siswa akan termotivasi untuk melakukan kegiatan Motivasi merupakan kekuatan atau daya. Motivasi merupakan suatu keadaan yang kompleks dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari (Makmun, 2000: 37). Motivasi dapat muncul karena adanya sugesti positif dari siswa sebagai akibat dari lingkungan belajar yang menyenangkan. Suasana dan keadaan ruangan kelas menunjukkan arena belajar yang dapat mempengaruhi emosi sehingga sugesti-sugesti tersebut menjadi cahaya yang mampu menjadi lokomotif yang dapat membangkitkan energi belajar. Sebagaimana rumus fisika yang terkenal dengan rumus kuantum E = mc2 , energi merupakan masa kali kecepatan cahaya kuadrat.Tubuh secara fisik dapat diartikan sebagai materi Agar menghasilkan banyak energi cahaya, maka siswa berusaha menjalin interaksi, hubungan dan inspirasi (Nandang Hidayat , 2004). Quantum Learning Memadukan Suggestology, neuroligistik (NLP) dan mempercepatan belajar dengan teori. Neuroligistik (NLP), yaitu suatu penelitian yang mengkaji bagaimana otak mengatur informasi yang ada. Adanya hubungan antara keterlibatan emosi, memori jangka panjang dan belajar. Neuorolinguistik dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian diantara siswa dan guru (Bobbi de Porter dan Hernacki, 1999:14). Neuro-Linguistik Programming (NLP), berbicara mengenai bagaimana cara pengendalian fisiologis bisa mempengaruhi atau mengendalikan emosi dan otak. Tinggi rendahnya kemampuan fisiologis ini tergantung pada tinggi atau rendahnya tingkat kesehatan tubuh. Secara sederhana NLP berperan melalui pengendalian fisiologis yang baik dapat meningkatkan atau mengembangkan pola pikir yang lebih baik. Pola pikir yang membuat perilaku seseorang sehari-hari menjadi kompetitif, mampu mencapai hasil kerja yang luar biasa dan pada akhirnya akan membuat seseorang mencapai kehidupan yang lebih baik dan bernilai (Taufik Bahaudin, 1999:332). Daniel Goleman menjelaskan, seseorang dalam menjalani kehidupan dan belajar bukan saja melibatkan IQ tetapi juga melibatkan emosi Suasana dan pikiran, kekuatan emosi), bekerja sama dalam pikiran dan rasional, mengaktifkan atau menonaktifkan pikiran sehingga dapat menuntun keputusan seseorang setiap waktu. IQ tidak dapat bekerja pada puncaknya jika tidak ada keterlibatan emosional (Bobbi de Porter dkk,2000:22) Perpaduan quantum learning lainnya adalah pemercepatan belajar (accelerated learning), merupakan seperangkat metode dan teknik pembelajaran yang memungkinkan anak didik dan kecepatan yang mengesankan, tetapi melalui upaya normal dengan penuh keceriaan. Belajar quantum menyatukan permainan. Hiburan, cara berfikir dan bersikap positif. Kebugaran fisik dan kesehatan emosional yang terpelihara dan dikemas secara sinergis dalam aktivitas pembelajaran mendorong terjadinya pemercepatan belajar (Nandang Hidayat.2004). Berdasarkan uraian pengertian quantum learning dapat ditarik kesimpulan bahwa quantum learning adalah suatu metode belajar yang memadukan antara berbagai sugesti positif dan inteksinya dengan lingkungan yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar seseorang. Lingkungan belajar yang menyenangkan serta munculnya emosi sebagai keterlibatan otak dapat menciptakan sebuah interaksi yang baik dalam proses belajar yang akhirnya dapat menimbulkan motivasi yang tinggi pada diri seseorang sehingga secara langsung dapat mempengaruhi proses belajar. Berikut ini disajikan contoh peta pikiran (mind mapping) yang dapat bermanfaat untuk semua kegiatan. [catatan Sur: dari web aslinya juga gambarnya ndak ada] Gambar 1. Pembuatan mind mapping dalam penyelesaian sebuah masalah (Tony Buzan, 2004). 1. Pengaruh Metode Quantum Learning dengan Teknik Peta Pikiran (mind mapping) terhadap Prestasi Belajar Siswa Prestasi belajar adalah puncak hasil belajar yang dapat mencerminkan hasil keberhasilan belajar siswa terhadap tujuan belajar yang telah ditetapkan. Hasil belajar siswa dapat meliputi aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (tingkah laku). Salah satu tes yang dapat melihat pencapaian hasil belajar sisiwa adalah dengan melakukan tes prestasi belajar. Tes prestasi belajar yang dilaksanakan oleh siswa memiliki peranan penting, baik bagi guru ataupun bagi siswa yang bersangkutan. Bagi guru, tes prestasi belajar dapat mencerminkan sejauh mana materi pelajaran dalam proses belajar dapat diikuti dan diserap oleh siswa sebagai tujuan instruksional. Bagi siswa tes prestasi belajar bermanfaat untuk mengetahui sebagai mana kelemahan-kelemahannya dalam mengikuti pelajaran. Mind mapping atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat tinggi. Informasi berupa materi pelajaran yang diterima siswa dapat diingat dengan bantuan catatan. Peta pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak monoton karena mind mapping memadukan fungsi kerja otak secara bersamaan dan saling berkaian satu sama lain. Sehngga akan terjadi keseimbangan kerja kedua belahan otak. Otak dapat menerima informasi berupa gambar, simbol, citra, musik dan lain lain yang berhubungan dengan fungsi kerja otak kanan. Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang memusatkan kegiatan belajar pada guru. Siswa hanya duduk, menengarkan dan menerima informasi. Cara penerimaan informasi akan kurang efektif karena tidak adanya proses penguatan daya ingat, walaupun ada proses penguatan yang berupa pembuatan catatan, siswa membuat catatan dalam bentuk catatan yang monoton dan linear. Penggunaan metode pembelajaran yan sesuai sangat menentukan keberhasilan belajar siswa. Dengan metode pembelajaran yang yang sesuai siswa dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi dan dapat mengembangkan potensi yang tersimpan dalam dirinya. Metode quantum learning adalah metode yang sangat tepat untuk pencapian hasil belajar yang diinginkan dan untuk pengembangan potensi siswa. proses belajar siswa sangat dipengaruhi oleh emosi di dalam dirinya, emosi dapat mempngaruhi pencapaian hasil belajar apakah hasilnya baik atau buruk. Metode pembelajaran kuantum berusaha menggabungkan kedua belahan otak yakni otak kiri yang berhubungan dengan hal yang bersifat logis (seperti belajar) dan otak kanan yang berhubungan dengan keterampilan (aktivitas kreatif). Salah satu teknik mencatat yang dikembangkan dalam metode pembelajaran kuantum adalah teknik pemetaan (mind mapping). Dengan digunakannya mind mapping maka akan terjadi keseimbangan kerja kedua belahan otak. Dengan adanya teknik mind mapping atau pemetaan pikiran diduga prestasi siswa akan meningkat. 2. Pengaruh Metode Quantum Learning dengan Teknik Peta Pikiran (Mind Mapping) terhadap kreativitas (sikap kreatif siswa). Kreativitas adalah segala potensi yang terdapat dalam setiap diri individu yang meliputi ide-ide atau gagasan-gagasan yan dapat dipadukan dan dikembangkan sehingga data menciptakan suatu produk yang baru dan bermanfaat bagi diri dan lingkungannya. Kreativitas muncul karena adanya motivasi yang kuat dari diri individu yang bersangkutan. Produk dari kreativitas dapat dihasilkan melalui serangkaian tahapan yang memerlukan waktu relatif lama. Secara efektif individu kreatif memiliki ciri rasa ingin tahu yan besar, tertarik terhadap tugas-tugas majemuk yang dirasakan sebagai tantangan, berani mengambil resiko untuk membuat kesalahan, mempunyai rasa humor, ingin mencari pengalaman-pengalaman baru Mind mapping dapat menghubungkan ide baru dan unik dengan ide yang sudah ada , sehingga mnimbulkan adanya tindakan spesifik yang dilakukan oleh siswa. dengan penggunaan warna dan simbol –simbol yang menari akan menciptakan suatu hasil pemetaan pikiran yang baru dan berbeda. Pemetaan pikiran merupakan salah satu produk kreatif yang dihasilkan oleh siswa dalam kegiatan belajar Siswa cenderung membuat catatan dalam bentuk linier dan panjang sehingga siswa mengalami kesulitan dalam mencari pokok ataupun point-point materi pelajaran yang telah dipelajari. Dalam metode konvensional siswa tidak banyak terlibat baik dari segi berfikir dan bertindak. Siswa hanya menerima informasi yang telah diberikan oleh guru tanpa adanya keterlibatan kegiatan psikomotoriknya. Sistem limbic pada otak manusia memiliki peranan penting dalam penyimpanan dan pengaturan informasi (memori) dari memori jangka pendek menjadi memori jangka panjang secara tepat. Dalam proses belajar, siswa meginginkan materi pelajaran yang diterima menjadi memori jangka panjang sehingga ketika materi tersebut diperlukan kembali siswa dapat mengingatnya. Belahan neocortex juga memiliki peranan penting dalam penguatan memori. Belahan otak kiri yang berkaitan dengan kata-kata, angka, logika, urutan, dan rincian (aktivitas kademik). Belahan otak kanan berkaitan dengan warna, gambar, imajinasi, dan ruang atau disebut sebagai aktivitas kreatif. Jika kedua belahan neocortex ini dipadukan secara bersamaan maka informasi (memori) yang diterima dapat bertahan menjadi memori jangka panjang. Mind mapping merupakan teknik mencatat yang memadukan kedua belahan otak. Sebagai contoh, catatan materi pelajaran yang dimiliki siswa dapat dituangkan melalui gambar, simbol dan warna. Mind Mapping mewujudkan harapan siswa untuk memori jangka panjang. Materi pelajaran yang dibuat dalam bentuk peta pikiran akan mempermudah sistem limbic memproses informasi dan memasukkannya menjad memori jangka panjang. Keuntungan lain penggunaan catatan mind mapping yaitu membiasakan siswa untuk melatih aktivitas kreatifnya sehingga siswa dapat menciptakan suatu produk kreatif yang dapat bermanfaat bagi diri dan lingkungannya. Hal lain yang berkaitan dengan sistim imbik yaitu peranaannya sebagai pengatur emosi seperti marah, senang, lapar, haus dan sebagainya. Emosi sangat diperlukan untuk menciptakan motivasi belajar yang tinggi. Motivasi yang tinggi dapat menambah kepercayaan diri siswa, sehingga siswa tidak ragu dan malu serta mau mengembangkan potensi-potensi yang terdapat dalam dirinya terutama potensi yang berhubungan dengan kreativitas. Pemetaan pikiran yang terdapat dalam pembelajaran kuantum adalah salah satu produk kreatif bentuk sederhana yang dapat dikembangkan. Dengan teknik mencatat pemetaan pikiran diduga kreatifitas(sikap kreatif) siswa akan meningkat. Penutup Metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui dalam proses belajar, pembelajaran memiliki dua unsur penting yakni siswa dan guru. Bagi siswa metode pembelajaran sangat penting dalam menentukan prestasi dan pengembangan potensi pribadi. Guru memiliki peranan penting dalam menerapkan metode pembelajaran di kelas untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan. Quantum learning sebagai salah satu metode belajar dapat memadukan antara berbagai sugesti positif dan interaksinya dengan lingkungan yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar seseorang. Lingkungan belajar yang menyenangkan dapat menimbulkan motivasi pada diri seseorang sehingga secara langsung dapat mempengaruhi proses belajar metode Quantum Learning dengan teknik peta pikiran (mind mapping) memiliki manfaat yang sangat baik untuk meningkatkan potensi akademis (prestasi belajar) maupun potensi kreatif yang terdapat dalam diri siswa. DAFTAR PUSTAKA Bahaudin. Taufik. 1999. Brainware Management: Generasi Kelima Manajemen Manusia. Elex Media Komputindo: Jakarta. Buzan. Tony dan Barry. 2004. Memahami Peta Pikiran : The Mind Map Book. Interaksa: Batam. Buzan. Tony. 2004. Mind Map: Untukmeningkatkan Kreativitas. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Dryden. Gordon. 2003. Revolusi Cara Belajar : The Learning Revolution Bagian I. Kaifa: Bandung. Hidayat. Nandang. Meningkatkan Energi Belajar Melalui Belajar kuantum (Quantum Learning): Bogor. Jensen. Eric dan Karen Makowitz. 2002. Otak Sejuta Gygabite: Buku Pintar Membangun Ingatan Super. Kaifa : Bandung. Makmun. Abin Syamsudin. 2000. Psikologi Kependidikan Remaja Rosda Karya.Bandung. Sugiarto. Iwan. 2004 Mengoptimalkan Daya Kerja Otak Dengan Berfikir Holistik dan Kreatif. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Porter. De Bobbi dan Hernacki. 1999. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Kaifa : Bandung. Porter. De Bobbi, dkk. 2000. Quantum Teaching. Kaifa: Bandung.

Rabu, 04 Agustus 2010

Hakikat dan Ruang Lingkup Sejarah

1. Pengertian Sejarah
a. Pengertian secara etimologis (berdasar asal usul katanya)
dari bahasa arab ‘syajaratun’ artinya pohon, karenai) Sejarah sejarah merupakan suatu silsilah seperti ranting pohon. Sedangkan di Arab, sejarah = ‘tarikh’.
dari bahasa Yunani ‘istoria/istor/histor’ artinyaii) History ilmu/orang pintar, pengertian umum dari history sendiri adalah masa lampau dari umat manusia (yang pintar).
iii) dari bahasa Jerman, artinya sesuatu yang telah terjadi.Geschicht

b. Menurut pandangan ahli
i) W.J.S Poerwadarminta :
- silsilah/asal usul
- kejadian/peristiwa yang benar2 terjadi pada masa lampau
- ilmu,pengetahuan,cerita pelajaran tentang kejadian/peristiwa yang benar2 terjadi pada masa lampau.
ii) Moh. Ali
- Jumlah perubahan2, kerjadian/peristiwa dalam kenyataan sekitar kita
- Cerita tentang perubahan, kejadian, peristiwa dalam kenataan di sekitar kita
- Ilmu yang bertugas menyeldiki perubahan2 kejadian & peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita.
iii) Herodotus (Yunani)
- peristiwa yang berkembang kearah depan dengan tujuan pasti, dan bergerak seperti garis lingkaran yang tinggi rendahnya diakibatkan o/ keadaan manusia.
iv) Ibnu Chaldun
- catatan ttg masy. Umat manusia atau peradaban dunia & ttg perubahan2 yg tjd pd watak masy. Itu.
v) Moh. Hatta
- sejarah adl bukan sekedar cerita dr kej masa lalu, mlainkan pmahaman di masa lampau, yg di dlmnya mengandung bbg dinamika/problematika yg dpt dijadikan pelajaran bg manusia brikutnya.
vi) Robert V. Daniels
- kenangan dari masa silam dlm sejarah manusia.

2. Sejarah sebagai ilmu, peristiwa, kisah, dan seni.
a. Sejarah sebagai ilmu
Koentowijoyo :
- bersifat empiris, didasarkan pd pengalaman & pengamatan. Dari pengalaman tsb kemudian diserap & direkan dlm suatu dokumen yg akkan dipakai sbg sumber data
- memiliki objek, yaitu manusia, dilihat dr sdt pandang waktu
- memiliki teori (kausalitas,challenge & response)
- mempunyai generalisasi : kebenarannya diakui umum
- langkah2 penulisan sej :memiliki metode
- heuristik
- verifikasi
- historiografi
- interpretasi
Jadi, sejarah sbg ilmu adalah pengetahuan yg mempelajari masa lampau, yg disusun scr kronologis & sistematis, yg bnr2 tjd.

b. Sejarah sbg peristiwa
kejadian di masa lampau yg benar2 tjd.

Ciri :
- dpt dijadikan momentum,punya arti dalam menentukan hidup orang banyakperistiwa tsb penting
- pristiwa itu tdk brubah2peristiwa yg abadi & diknang slamanya
- hanya 1x, tdk akan terulang persis samaperistiwa yg unik

c. Sejarah sbg kisah
cerita tentang masa lampau yg bnr2 tjd

Ciri :
1. bsifat subyektif (didasarkan pd pandangan pribadi)
Pandangan individu dipengaruhi oleh :
- keyakinan yg bsumber dr agama,moral/etika lainnilai2
- kepentingan
- kelompok social
- fakta yg dimiliki o/ sejarawan ituperbendaharaan pengetahuan
- kemampuan berbahasa : bhs adl alat komunikasi, shg dlm pnulisan sej, sgt dipengaruhi o/ gaya penyampaian did lm bhs yg dipergunakan.
2. dapat diulang
3. dpt ditulis oleh siapa saja dan kapan saja.

d. sejarah sbg suatu seni
krn dlm rangka penulisannya, penulis sej memerlukan intuisi, imajinasi, emosi dan gaya bhs.

Intuisi
sering disebut dengan ilham, yaitu pemahan langsung & insting selama masa penulisan berlangsung. Dlm hal ini, cara kerja penulis sejarah, hamper sama dengan seorang seniman. Tetapi cara kerja penulisan sejarah, didasarkan pd data/fakta
Imajinasi
 kemampuan membayangkan suatu peristiwa sejarah sesuai dengan kejadian yg sesungguhnya
Emosi
dlm pnulisan sej diperlukan penggunaan bahasa yg baik, bhs yg baik dlm pnulisan sej bukan berarti mempergunakan bahasa yg berlebihan, krn bhs yg lugas sringkali justru lbh mnarik u/ dibaca.
3. Konsep & Unsur sejarah
a. Konsep sejarah
konsep adl wujud dr kemampuan akal dlmmembentuk gambaran baru yg bersifat abstrak bdsrkan data/fakta2 konkret, shg mns/individu lain dpt merekonstruksi suatu penggambaran.

3 konsep utama dlm ilmu sej :
1) perubahan : keadaan yg bbd dr keadaan semula
2) waktu : i) kronologi
ii) periodisasi]
waktu sgt penting krn sjrh objeknya manusia dilihat dr sudut pdg waktu.
3) kontinuitas
peristiwa yg berkelanjutan
c/o : penggunaan hokum jaman colonial sampai skrg
diskontinuitas
peristiwa yg tdk berlanjut
c/o : proklamasi

b. Unsur sejarah
Unsur = bag yg dipelajari dlm ilmu sej
3 unsur sejarah :
- manusia
- waktu
- ruang : tempat tjd

4. Periodisasi & Kronologi
Kronologi : penyusunan peristiwa sej urut bdsr waktu tjd
Fungsi : mengetahui perkembangan/urutan suatu peristiwa sejarah. Akibat jk pristiwa sej td menggunakan kronologi : penyusunan pristiwa sej akan mengalami krancuan & dikhawatirkan suatu peritstiwa dr jaman yg satu masuk ke bag jaman yg lain (Anakronisme)

Periodisasi : penyusunan peristiwa sejarah bdsr masa ttntu
Fungsi : mempermudah pemahaman & pembahasan sej khidupan mns
Jika tdk dibuat priodisasi, kita akan sulit memahami sejarah kehidupan manusia.

5. Kegunaan Belajar Sejarah
a. Belajar dari kesalahan masa lampau

6. Dasar2 penelitian sejarah
Dlm salah satu pengertian sejarah, dikatakan bahwa sejarah adl suatu ilmu, krn hal tsb, maka sejarah tentunya harus bersifat ilmiah, sasma spt ilmu2 yg lain. Adapun ciri2 dr suatu ilmu pengetahuan yg bersifat ilmiah mnurut Hillway Tyruss (Introduction to Research) :
masuk akal (candi prambanan bkn o/ jin)1. Rasional
bdsr knyataan. Pengalaman, pengamatan2. Empiris
dpt dibantah jika ditemukan teori baru3. Sementara

a. Langkah2 penelitian sejarah :
1. Penentuan judul/topic
- hal2 yg perlu diperhatikan :
layak (tdk mlanggar norma2)i) judul yang diangkat
ii) judul bkn duplikasi/pengulangan dr pnelitian sblmnya
iii) ketersediaan sumber
iv) menarik
v) u.membuat judul lbh focus/terarah : 5W + 1H

2. Heuristik (menemukan & Heuresterin (Yunani)menentukan sumber)
- Macam2 sumber sejarah :
a) Tertulis : buku,internet,koran,prasasti,kitab2 kuno,rekaman
b) Lisan : org yg tlibat dlm suatu pristiwa sej,org yg ahli di bdgnya
c) Benda : candi, patung/arca,senjata
- tempat penemuan sumber
a) Tertulis : perpustakaan,took buku, museum
b) Lisan : anywhere
c) Benda : situs sejarah

3. Verifikasi/kritik sumber
Macamnya :
- kritik ekstern : seleksi thd sb sej dgn melihat sisi luar/bentuk
fisik suatu sb sej
warna kertas,huruf yg digunakan,warna/bntk*Tertulis
sampul,tulisan
usia*Lisan
keaslian/orisinalitas : penentuan usia*Benda

Langkah penentuan umur :
1. Tipologi : penentuan umur benda bersejarah dengan mlihat btk benda & membandingkannya dgn benda sejenis
2. Stratigrafi : dgn mlihat lapisan tanah tempat benda ditentukan
3. C14 : mlihat kandungan carbon suatu benda bersejarah
4. Termoluminescence : dgn memanaskan suatu benda bersejarah pd suhu tertentu

- kritik entern : kritik yg bertujuan u/ mlihat isi dr suatu sbr sej
*Tertulis : isinya berlebihan/tdk,msk akal/tdk,berkepetingan/tdk
*Lisan : menghindari subyektivitas

4. Interpretasi
penasiran/sintesis shg melahirkan suatu kerangka yg didasarkan pd kerangka yg bsifat utuh, harmonis, dan masuk akal.
Hal2 yg perlu diperhatikan :
- peneliti memiliki ketrampilan u/menafsirkan bhs yg dipergunakanpd suatu priode ttntu
- peneliti diharapkan mampu menghubungkan antara satu fakta dgn fakta yg lain
- peneliti memiliki kmampuan u/ mengetahui bbg gjl, baik yg brasal dr dlm/luar mns
- interpretasi diakhiri dgn pnyusunan kronologi & priodisasi

5. Historiografi

Hal yg perlu diperhatikan :
a.pnulis memiliki kecermatan dlm mengolah data
b.mampu menggunakan bhs yg sesuai dgn kaedah yg berlaku

macam2 tulisan sej :
- Naratif : mnulis sesuai apa yg diinformasikan o/sb sej
- Deskriptif : pnulisan sej yg hamper sama dgn pnuliosan naratif, ttp lbh dtail,kompleks,dan byk/luas
- Analitis : pnulisan sej yg bertujuan pd pemecahan suatu masalah dlm sej

B. Bentuk2 penelitian Sejarah :
I. Pnelitian Lapangan
penelitian yg dilakukan di tempat ditemukannya benda2 penelitian sej, atau tempat terjadina pristiwa sej.
Kelebihan penelitian Lap :
-lbh tau/jelas
-mencocokan info yg kt miliki dgn tempat bsejarahnya
-bs sambil jalan2/refreshing

Kelemahan :
-biaya lbh mahal
-rsiko lbh bsr
-waktu lama
-sringkali tbentur dgn birokrasi yg rumit

II. Penelitian Kepustakaan (Dokumenter)
penelitian yg memfokuskan perhatiannya u/ memperoleh data2 ttulis
Kelebihan :
-biaya lbh murah.

Senin, 25 Januari 2010

AKTIVITAS DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Proses pembelajaran yang menempatkan guru sebagai satu satunya sumber ilmu pengetahuan masih banyak kita jumpai. Dengan cara ini seolah olah siswa sebagai botol kosong pasif yang siap diisi ilmu pengetahuan oleh sang guru apapun atau bagaimanapun kondisinya. Hasil yang dicapai melalui proses ini menjadlikan siswa kurang kreatif dan kurang bisa mengembangkan diri serta sukar untuk mengaplikasikan apa yang telah diperolehnya dalam kehidupan sehari hari. Belajar juga menjadi kurang bermakna karena jauh dari apa yang dihadapi siswa setiap hari.

Proses pembelajaran yang baik hendaknva menempatkan siswa sebagai pencari ilmu sehingga perlu dibiasakan memecahkan dan merumuskan sendiri hasilnya (Johar, 2002:2). Intervensi dari orang lain diberikan dalam rangka memotivasi mereka. Perumusan atau konseptualisasi juga dilakukan oleh siswa sendiri. Posisi guru dalam proses pembelajaran bukan sebagai informator dan penyuap akan tetapi sebagai organisator program pembelajaran, sebagai fasilitator bagi pembelajaran siswa dan sebagai evaluator keberhasilan pembelajaran mereka. Hubungan guru dengan siswa tidak lagi vertikal tetapi cenderung ke arah horizontal.
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang menempatkan siswa dalam kelompok kecil yang saling membantu dalam belajar (Muhammad Nur: 1998 hal 16). Tiap tiap kelompok terdiri dari anak yang berbeda beda kemampuan berfikirnya. Dalam kelompok mereka dapat melatih, dan mengembangkan keterampilan keterampilan yang spesifik yang diperlukan dalam pembelajaran. Ada tiga tujuan pembelajaran kooperatif yang akan dicapai yaitu : (1) hasil belajar akademik; (2) penerimaan terhadap keberagaman; dan (3) pengembangan keterampilan sosial (Muslimin Ibrahim, dkk 2001 : 7 ).
Hasil belajar akademik yang dimaksudkan dalam pembelajaran kooperatif meliputi pemahaman konsep konsep yang sulit serta peningkatan kinerja ilmiah dalam tugas tugas akademik. Heterogenitas kelas yang menyebabkan adanya kelompok atas dan kelompok bawah dimanfaatkan sehingga rnereka saling menguntungkan dalam belajar. Kerja sama dan kolaborasi ditumbuhkan sehingga dapat terhindar dari rasa permusuhan ataupun pertikaian kecil yang mengakibatkan kekerasan. Situasi belajar semacam ini memberi dampak nyata kepada siswa ketika berada dalam masyarakat.

Kamis, 29 Oktober 2009

METODE PEMBELAJARAN "MENYENANGKAN"

zwani.com
Menyenangkan lhooo

Saat memulai pembelajaran saya selalu melakukan pre-test dengan mengajukan pertanyaan yg sudah sya siapkan, dan saya tayangkan lewat LCD. Bagi siswa yang mampu menjawab dengan benar pasti saya sanjung. Oleh karena siswa senang saya sanjung, maka kadang ada siswa yang berusaha menjawab beberapa pertanyaan yang ada dengan minta bantuan temannya yang dipandang pandai. Cara mereka dengan melempar temannya dengan segumpal kertas, dia menanyakan jawaban supaya dapat menjawab dan dapat sanjungan dari saya. Dengan fakta seperti itu maka terpikir oleh saya untuk membuat kebiasaan siswa melempar kertas tadi menjadi suatu metode yang menyenangkan yaitu menjadi metode SNOWBALL TRHOWING
Langkah-langkah :
  1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
  2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi
  3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya
  4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
  5. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit
  6. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian
  7. Evaluasi
  8. Penutup

REKONTRUKSI PEMBELAJARAN KONVENSIONAL

zwani.com
Belajar yuk

Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan demikian pesatnya pada era globalisasinya, sehingga jarak dan waktu menjadi sempit, dampak dari tersebut perkembangan dan perubahan sosial demikian pesat dan tak terbendung lagi. Kompetisi terbuka antar wilayah di bumi demikian tinggi sehingga untuk menghadapi hal tersebut diperlukan sumber daya manusia indonesia yang berkualitas yang mampu berkompetisi di dunia internasional maupun regional, jika tidak maka kemungkinan kita akan menjadi penonton di rumah sendiri. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah sumber daya manusia yang mampu menjawab persoalan – persoalan yang dihadapinya dan mampu mengaktualisasikan perannya dengan menggunakan kompetensi yang dimilikinya. Dalam rangka peningkatan mutu sumber daya manusia Indonesia, pendidikan merupakan salah satu pilar penting.
Pembelajaran konvensional selama ini masih sering dijumpai, dimana dalam proses pembelajaran lebih berpusat pada guru dan tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran yang semacam ini menyebabkan kurangnya minat dan motivasi siswa untuk belajar di kelas. Mereka sering kali mempraktekkan ‘multiple D’ yaitu datang, duduk, dengar, diam, dongkol dan dengkur. Siswa sering merasa terpaksa datang dan menghabiskan waktunya dikelas. Apalagi guru masih terbiasa untuk menjadikan siswanya pendengar yang baik, karena guru masih memiliki filosofi pembelajaran yang berpusat pada guru dan masih yakin bahwa satu-satunya cara mengajar dengan cepat untuk mengejar target kurikulum adalah dengan menggunakan metode ceramah yang sesekali diselingidengan tanya jawab.Oleh karena itu teori tentang Quantum learning & Quatum teaching diperlukan sebagai landasan dalam merekontruksi ulang PBM selama ini.

1. Quantum Learning
Keberhasilan proses belajar yang dialami oleh seseorang, tidak terlepas dari beberapa faktor yang mempengaruhinya, baik yang berasal dari luar diri individu maupun yang berasal dari dalam diri individu yang bersangkutan. Faktor yang berasal dari dalam diri individu berupa: motivasi, partisipasi, konfirmasi, pengulangan, dan aplikasi. Adapun yang berasal dari luar diri individu dapat berasal dari bahan ajar, pengajar, ataupun lingkungan tempat dia belajar. Proses belajar yang terjadi pada individu yang belajar, erat kaitannya dengan struktur otak yang dimilikinya. Berdasarkan belahannya, otak manusia terdiri dari belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Otak kanan memiliki karakteristik dalam cara berfikir logis, sekuensial, linier, dan rasional. Adapun otak kiri memiliki karakteristik dalam berfikir yang acak, tidak teratur, intuitif, dan holistik. Agar dalam proses belajar terjadi keseimbangan, harus diupayakan kerja otak kanan dan otak kiri seimbang.
Quantum learning menciptakan konsep motivasi, langkah-langkah menumbuhkan minat, dan belajar aktif. Oleh karena itu, belajar dalam konsep quantum learning adalah memberdayakan seluruh potensi yang ada, sehingga proses belajar menjadi suatu yang menyenangkan bukan sebagai sesuatu yang memberatkan.
Quantum learning mengonsep tentang “menata pentas: lingkungan belajar yang tepat.” Penataan lingkungan ditujukan kepada upaya membangun dan mempertahankan sikap positif. Sikap positif merupakan aset penting untuk belajar. Peserta didik quantum dikondisikan ke dalam lingkungan belajar yang optimal baik secara fisik maupun mental. Target penataannya ialah menciptakan suasana yang menimbulkan kenyamanan dan rasa santai.
Lingkungan makro ialah “dunia yang luas”. Peserta didik diminta untuk menciptakan ruang belajar di masyarakat. Mereka diminta untuk memperluas lingkup pengaruh dan kekuatan pribadi, berinteraksi sosial ke lingkungan masyarakat yang diminatinya. “Semakin siswa berinteraksi dengan lingkungan, semakin mahir mengatasi sistuasi-situasi yang menantang dan semakin mudah Anda mempelajari informasi baru”. Setiap siswa diminta berhubungan secara aktif dan mendapat rangsangan baru dalam lingkungan masyarakat, agar mereka mendapat pengalaman membangun gudang penyimpanan pengertahuan pribadi.
Pola yang dikembangkan tersebut, maka dalam setiap individu diharapkan muncul sikap tanggung jawab terhadap diri, sehingga akan terus belajar dan berupaya menggali sesuatu yang baru dan menggunakannya. Kemampuan dalam menyerap informasi selanjutnya dikenal dengan istilah modalitas belajar. Adapun kemampuan dalam mengatur dan mengolah informasi dikenal dengan istilah dominasi otak.
DePorter (2002) mengelompokkan modalitas seseorang menjadi tiga kelompok yaitu visual, auditorial, dan kinestesik. Dalam proses belajar modalitas tersebut dapat dibantu dengan menggunakan suatu alat yang dinamakan media, yakni media pembelajaran. Seseorang yang bertanggung jawab terhadap dirinya, akan benar-benar menyadari terhadap modalitas, khususnya modalitas belajar yang dimilikinya.
Komponen modalitas secara teoretis mengandung aspek-aspek seperti yang dikemukakan Gardner (1992) mencakup berbagai cara dilakukan dalam membelajarkan diri, mencakup: (1) verbal/linguistik, (2) logical/mathematical, (3) visual/spatial, (4) body/kinesetik, (5) musical/rhythmic, (6) interpersonal, (7) intrapersonal, dan ( naturalistik.

2. Quantum Teaching
Mengajar merupakan salah satu tugas seseorang yang menyandang predikat sebagai pengajar. Ada empat kemampuan yang perlu dimiliki seorang pengajar yaitu kemampuan dalam mendiagnosis tingkah laku siswa, melaksanakan proses pembelajaran, menguasai bahan ajar, dan melakukan evaluasi hasil belajar.
Mengajar pada hakekatnya merujuk pada aktivitas yang dilakukan oleh pengajar dalam rangka menciptkan proses belajar pada pembelajar. Dengan demikian, mengajar merupakan upaya guru untuk menciptakan kondisi-kondisi atau mengatur lingkungan sedemikian rupa, sehingga terjadi proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, termasuk dengan guru, alat pelajaran dan lain sebagainya. Melalui proses interaksi tersebut, diharapkan pada diri peserta didik terjadi proses yang dikenal dengan nama proses belajar (Nasution, 1982).
Dalam konsep di atas, tersirat bahwa peran pengajar adalah pemimpin dan fasilitator belajar. Dengan demikian, mengajar bukan hanya menyampaikan bahan pelajaran, tetapi suatu proses dalam upaya membelajarkan peserta pembelajar. Mengingat sasaran utama dalam proses pembelajaran adalah terjadinya proses belajar, maka komponen-komponen pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, terutama modalitas yang dimilikinya.
Quantum teaching, merupakan konsep yang dikembangkan tentang mengajar ini didasarkan pada asas utama, yaitu “bawalah dunia mereka ke dunia kita dan bawalah dunia kita ke dunia mereka”. Selain itu, dikembangkan juga lima prinsip dasar, yaitu segalanya berbicara, segalanya bertujuan, pengalaman sebelum pemberian nama, akui setiap usaha, dan jika layak dikerjakan layak juga dihargai (DePorter, 2002). Model yang dikembangkan terdiri dari dua komponen yaitu konteks yang memiliki empat aspek (suasana, landasan, lingkungan, dan rancangan) dan isi yang mencakup presentasi. Kerangka rancangan belajarnya adalah tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi, dan rayakan (TANDUR).

ARTI PENTING BELAJAR SEJARAH


Bangsa yang besar adalah bangsa yang dapat memahami sejarahnya sendiri, karena tanpa memahami sejarah bangsanya maka bangsa tersebut akan menjadi kerdil, sehingga tidak dapat maju dan menjadi besar.Oleh karena itu, pemahaman dan kesadaran sejarah perlu mendapat perhatian serius dalam kehidupan beermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Presiden RI pertama Ir. Soekarno pernah mengungkapkan sebuah pesan kepada generasi muda, yaitu " Jas Merah" yang artinya jangan sekali-sekali melupakan sejarah.
Dengan belajar sejarah maka suatu bangsa dapat mengenal bagaimana bangsanya terdahulu, sehingga dapat digunakan sebagai pedoman dikehidupan dimasa kini dan masa yang akan datang.Kejayaan dan keterpurukan suatu bangsa dimasa lalu akan dapat diketahui, sehingga dapat menimbulkan spirit bagaimana dapat meraih kejayaan itu lagi dan bagaimana usaha bangsa tersebut supaya tidak terpuruk untuk yang kedua kalinya.
Menurut Sir John Sceley , belajar sejarah dapat membuat orang menjadi bijaksana.Sedangkan Nugroho Noto Susanto berpendapat sejarah mempunyai kegunaan :
  • Guna Edukatif, yaitu sejarah dapat memberi kearifan dan kebijaksanaan bagi yang mempelajarinya, karena semangat yang sebenarnya dari kepentingan mempelajari sejarah adalah nilai kemasakinian. Sehingga sejarah dapat untuk memotivasi bagi usaha untuk memecahkan masalah-masalah saat ini dan untuk memprediksikan masa yang akan datang.
  • Guna Instruktif, yaitu sejarah dapat memberikan penjelasan mengenai keterampilan / pengetahuan.
  • Guna Inspiratif, peristiwa-peristiwa sejarah dapat memberikan ilham untuk mendapatkan ide-ide / konsep yang dapat berguna dalam pemecahan masalah masa kini.
  • Guna rekreatif, sejarah pada dasarnya merupakan suatu karya seni, sehingga dapat memberikan kesenangan bagi yang mempelajarinya.